Programme Officer ILO Indonesia dan Timor Leste, Abdul Hakim dalam sambutannya diacara Workshop JAGA SAWITAN mengatakan dialog sosial melalui Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dapat memfasilitasi perlindungan tenaga kerja yang inklusif, memperkuat kepatuhan terhadap undang-undang atau standar yang dinegosiasikan, membantu membangun ketahanan dalam jangka pendek, memfasilitasi pengorbanan yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan bisnis, menyelamatkan pekerjaan dan pendapatan, sambil mengubah praktik kerja dalam jangka panjang.
Merujuk Laporan Global Dialog Sosial 2022, lebih dari sepertiga pekerja di 98 negara memiliki upah dan kondisi kerja yang diatur oleh satu atau lebih perjanjian kerja bersama. Laporan ini menemukan bahwa di mana perundingan kolektif dilakukan dengan basis pemberi kerja tunggal di tingkat perusahaan, rata-rata 15,8 persen karyawan tercakup dalam perjanjian bersama. Sementara, ketika terjadi dalam pengaturan multi-pemberi kerja, ada peluang yang lebih besar untuk membentuk cakupan peraturan yang inklusif, dengan tingkat cakupan rata-rata 71,7 persen ungkapnya.
Sementara itu Ketua Bidang Pengembangan SDM GAPKI, Sumarjono Saragih dalam sambutanya mengatakan JAGA SAWITAN adalah Wadah Buruh dan Pengusaha Berdiri Di Sumut.
“Dialog Sosial untuk mewujudkan Kerja Layak dan Sawit Berkelanjutan” demikian tema Workshop Jaga Sawitan di Hotel Swiss-bellin Medan 24-25 Oktober 2023.
JAGA SAWITAN adalah singkatan Jaringan Ketenagakerjaan Sawit Berkelanjutan. Wadah ini digagas oleh organisasi pengusaha sawit (GAPKI), jejaring serikat buruh (JAPBUSI) dan organisasi buruh dunia (ILO). Tujuannya untuk menjadi wadah bersama untuk mewujudkan sawit berkelanjutan dengan praktek perburuhan yang bertanggung jawab sesuai hukum nasional dan standar internasional.
Secara nasional, JAGA SAWITAN resmi terbentuk sejak deklarasi yang dihadiri Kementerian dan para pihak pada tanggal 16 Februari 2023. Diharapkan menjadi wadah multi partit. Namun untuk tahap awal akan bekerja sebagai forum bipartit (pengusa dan buruh). Untuk tahun pertama akan dipimpin oleh serikat buruh. Mengadopsi model kepemimpinan G20, Presidensi JAGA SAWITAN tahun pertama adalah Nursanna Marpaung, ex officio pimpiman JAPBUSI.” ucapnya
JAGA SAWITAN direncanakan akan dibawa ke setiap provinsi penghasil sawit. “Secara historis dan filosofis, Sumut adalah rumah pertama sawit Indonesia. Secara komersil budidaya sawit dimulai tahun 1911. Oleh karena itu, semangat dan gerakan JAGA SAWITAN kita gelorakan dari rumahnya. Sumut harus menjadi barometer dan teladan dalam praktek kerja layak sawit berkelanjutan. Sawit berkelanjutan adalah keharusan. Amanat regulasi, tuntutan pasar dan juga senada agenda global SDGs. Mulai hari ini kita kibarkan bendera Jaga Sawitan di Sumut.” lanjut Sumarjono Saragih
Sekretaris Eksekutif JAPBUSI sekaligus Presidensi JAGA SAWITAN, Nursanna Marpaung mengatakan Workshop JAGA SAWITAN ini bertujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan forum JAGA SAWITAN yang merupakan jaringan ad-hoc bersama yang diinisiasi oleh Jejaring Serikat Pekerja/Serikat Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dengan dukungan International Labour Organization (ILO) yang dideklarasikan pada 16 Pebruari 2023, di Jakarta.
Adapun tujuan utamanya yakni untuk meningkatkan citra sawit Indonesia melalui peningkatkan penyelesaian hubungan industrial dengan kerjasama yang efektif dan produktif melalui LKS bipartit di tingkat perusahaan, mendorong penghormatan terhadap kebebasan berserikat dan Penyelesaian perselisihan melalui dialog sosial, mendorong peningkatan peran SP/SB dalam perjanjian bilateral terkait sektor kelapa sawit di tingkat nasional maupun internasional dan mendorong peningkatan kepatuhan, serta kerjasama lainnya untuk terciptanya kerja layak di rantai pasok kelapa sawit.
Saat memberi sambutan pada pembukaan Workshop Dialog Sosial Jaringan Ketenagakerjaan Sawit Berkelanjutan, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara diwakili oleh Asisten Umum Sekretaris DaƩrah Provinsi Sumatera Utara, Ir. Lies Handayani Siregar, M.MA mengatakan, untuk menciptakan industri kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan, diperlukan adanya sinergi dari para pemangku kepentingan. Sinergi antar stakeholder kelapa sawit akan berdampak penting bagi industri perkelapa sawitan kita dan juga pada kemajuan perekonomian Indonesia dan khususnya perekonomian Sumut, ungkapnya
Diakhir sambutannya, Ibu Lies Handayani Siregar, M.MA mengucapkan Pj Gubernur Sumut dan Kadisnakertrans Sumut secara serentak terkesan dan memuji terobosan yang digagas pengusaha dan buruh sawit. “Saya terkesan mendengar ada kerjasama antara GAPKI dan 10 Serikat Buruh membentuk forum dialog sosial bersama guna mendorong pekerjaan layak yang bernama JAGA SAWITAN. Kesepakatan komitmen bersama tersebut layak diancungi jempol. Biasanya forum terbentuk dalam satu kepentingan saja. Pengusaha dengan pengusaha saja. Atau buruh dengan buruh saja. Tapi kali ini pengusaha dan buruh kelapa sawit yang notabene sarat kepentingan berbeda.” ujarnya.
Workshop yang digelar atas kerja sama JAGa SAWITAN dengan ILO, dihadiri oleh Kadisnaker Sumut Bapak Abdul Haris Lubis, perwakilan GAPKI Pusat dan beberapa Perusahaan di Sumut , Dinas Tenaga Kerja, Dinas PPA dan LKS Tripartit Daerah Sumut, Serbundo, KBS dan 10 Federasi perwakilan JAPBUSI Pusat dan Daerah yakni FHUKATAN, FSB KAMIPARHO, FLOMENIK, FSB NIKEUBA, FTIA, FKUI, FSP PP SPSI ATUC, FSP NIBA SPSI ATUC, FSP PP SPSI dan FP4K SARBUMUSI.
Di akhir acara workshop, disepakati dokumen deklarasi yang ditanda tangani semua peserta. Intinya mendorong dialog sosial untuk mewujudkan praktek perburuhan yang sejalan dengan prinsip sawit berkelajutan.
Disepakati pula rencana tindak lanjut dengan beragam agenda. Secara aklamasi dipilih Tohonan Tampubolon, Kordinator Daerah Federasi Hukatan sebagai PIC JAGA SAWITAN Sumatera Utara.